Di dalam Kebun Raya Bogor terdapat
sebuah tempat yang sebenarnya sangat menarik untuk dilihat. Memang
bentuk tempat tersebut yang berupa sebuah Pemakaman Belanda Kuno
tidaklah seberapa menarik dibandingkan Rumah Anggrek yang ada disisi
lainnya.
Seringkali pengunjung yang datang
terlewat memasukkan tempat ini dalam daftar bagian Kebun Botani yang
ingin dilihat. Apalagi keberadaannya sendiri tertutup oleh tebalnya
rumpun pohon bambu yang menaungi tempat tersebut. Semua menambah
jarangnya pengunjung ke tempat ini.
Padahal sebenarnya di tempat ini terdapat cuplikan dari sebagian kecil sejarah tentang Bogor dan Kebun Raya.
Letak Pemakaman Belanda Kuno di Kebun Raya Bogor
Letaknya tidak jauh dari pintu masuk ke
Kebun Raya dari sisi Kantor Pos Bogor. Bisa juga disebut lokasi
pemakaman ini , kalau tidak dipisahkan pagar, hanya berjarak sekitar
300-400 meter saja dari Istana Bogor.
Dari jalan yang membelah Kebun Raya ini ,
pemakaman Belanda kuno ini tidak terlihat. Tebalnya pepohonan dan juga
rumpun bambu akan menjadi penghalang untuk menemukan tempat ini.
Seperti apa Pemakaman Belanda Kuno tersebut ?
Terdapat 42 buah makam di dalam kompleks
berukuran sekitar 20 M X 30 M ini. Tiga puluh delapan diantaranya
memiliki identitas dan 4 sisanya tidak memiliki tanda apa-apa.
Nah, salah satu dari makam tersebut
usianya bahkan lebih tua dibandingkan Kebun Raya Bogor sendiri. Bila
menurut catatan sejarah Caspar Georg Carl Reinwardt mendirikan
Kebun Raya ini di tahun 1817, sedangkan usia makam tersebut sekitar 230
tahun alias sudah ada tahun 1784. Makam tersebut adalah milik Cornelis
Potmans, seorang administrator toko obat berkebangsaan Belanda.
Makam termuda adalah milik Dr. A.J.G.H Kostermans,
seorang ahli Botani berkebangsaan Belanda pada awalnya. Hanya
kecintaannya terhadap Indonesia dan Kebun Raya Bogor membuatnya mengubah
kewarganegaraannya menjadi Indonesia. Beliau meninggal tahun 1994 dan
sesuai wasiatnya ia dimakamkan di dalam lingkungan Kebun Raya yang
dicintainya.
Selain yang tertua dan termuda, ada
sebuah makam yang menyimpan cerita unik. Makam tersebut adalah milik 2
orang. Ya , dua orang. Namanya Heinrich Kuhl and J.C. Van Hasselt, dua orang ahli Biologi muda yang dikirim ke Bogor untuk mempelajari keanekaragaman spesies flora dan fauna.
Keunikannya dari makam kedua orang ini
adalah makamnya hanya satu. Jasad kedua orang tersebut dimakamkan dalam
satu liang lahat. Walaupun keduanya tidak wafat pada tahun yang sama,
Kuhl wafat tahun 1821 sedang Hasselt dua tahun kemudian, ikatan
persahabatan mereka terbawa sampai akhir hayat.
Masih terdapat banyak makam lain di kompleks ini seperti kuburan DJ. de Eerens, seorang Gubernur Jenderal Belanda yang hidup tahun 1781-1840. Ada juga nama Ari Prins, politikus Belanda.
Bisa dikata pemakaman Belanda kuno ini adalah tempat peristirahatan terakhir bagi banyak orang “penting” pada masanya.
Selain sejarah yang terkandung di dalam
kompleks Pemakaman Belanda kuno ini, satu hal lain yang menarik
diperhatikan adalah tentang keunikan bentuknya.
Banyak dari makam tersebut yang
mengikuti arsitektur masa lalu di negara Tulip tersebut. Sebagian
memiliki pahatan di dindingnya. Ada yang memiliki bentuk seperti
obelisk.
——–
Bila kita berkunjung ke Pemakaman
Belanda Kuno ini hanya selintas lalu, tidak akan ada kesan yang hadir di
dalam hati kita. Saya pikir dengan sedikit “cara khusus” tentu kita
bisa “menikmati” keberadaan mereka disini.
Kembangkan sedikit imajinasi anda.
Bayangkan ketika anda sedang bepergian ke sebuah tempat nun jauh dari
tempat asal anda. Ketika kendaraan yang membawa anda pergi, kira-kira
perasaan apa yang timbul di hati anda.
Kemungkinan besar adalah sebuah perasaan
sedih , sunyi dan agak kehilangan. Sebuah hal yang normal karena pada
saat tersebut anda meninggalkan tempat dan orang-orang yang anda cintai
di belakang anda.
Tentu akan ada rasa ingin agar tugas
tersebut segera terselesaikan supaya kita bisa kembali ke pangkuan
orang-orang yang anda kenal dan sayangi.
Nah kemudian, bayangkan bahwa mereka
yang jasadnya berada di kompleks pemakaman ini adalah orang-orang yang
jauh dari negeri asalnya. Terpisahkan oleh lautan luas lebih dari 14,490
kilometer dan pada jaman dimana pesawat udara belum diciptakan.
Tentu bisa terbayangkan perasaan mereka
ketika menginjakkan kaki di tanah yang tidak mereka kenal. Bogor
belumlah seperti sekarang saat itu. Entah kapan atau mungkinkah kembali
adalah pertanyaan yang mungkin mereka rasakan.
Rasanya setelah anda sedikit
berimajinasi, akan terasa nuansa lain yang bisa membantu anda menikmati
keberadaan Pemakaman Belanda Kuno ini. Kesunyian disini akan membantu
anda untuk bisa memandang makam-makam tua ini dari sudut pandang yang
lain.
Jangan takut untuk tersesat. Kalau anda
ragu menemukan jalan keluar dari sini, susuri saja jalan setapak yang
ada. Jalan itu akan membawa anda menuju Taman palem yang ada di sisi
Barat atau ke arah pagar istana.
Kalau anda ingin lebih mengerti
suasananya ada bagusnya anda berkunjung kesini saat malam. Saya pernah
melakukannya lho…. (Entah apa sekarang masih diperkenankan berkunjung
saat malam)
Jadi ketika anda berkunjung ke Kebun Raya Bogor jangan lupa untuk meluangkan waktu melihat Pemakaman Belanda Kuno ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar