Kamis, 28 April 2016

Keunikan Tanaman Di Kebun Raya Bogor

Bunga Bangkai (Amorphophalus Titanum)
Bunga ini pada saat akan mendekati mekar, akan mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Tinggi bunga ini dapat mencapai setinggi 4 meter dengan diameter sekitar 1,5 meter dan merupakan bunga majemuk terbesar didunia tumbuhan.

Pohon Leci (Litchi Chinenis)
Pohon tertua yang ada di Kebun Raya Bogor adalah Pohon Leci dari China. Pohon ini ditanam pada tahun 1823, letaknya didekat danau Kebun Raya Bogor.
Tak jauh dari danau terdapat Patung Putri Duyung dan Patung Tangan Tuhan, yang merupakan duplikat dari patung yang ada di Kopenhagen dan Stokholm.

Bunga Fragnant Frangipani
Bunga Fragnant Frangipani, akarnya selalu keluar dari tanah.

Bunga Lily Jawa
Kebun Raya Bogor mempunyai koleksi Bunga Lily Jawa yang sudah langka.

Pohon Raja
Pohon ini asalnya dari Kalimantan. Disebut Pohon Raja karena Raja di Kalimantan suka mengoleksi pohon ini, yang gunanya dapat untuk menarik lebah dan diambil madunya.

Kelapa Sawit
Kebun Raya Bogor mempunyai koleksi pohon kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang masih hidup hingga sekarang.

Rumah Kelelawar
Terdapat pohon besar yang sudah tua, yang menjadi rumah tempat kelelawar bergelantungan.

Bunga Bangkai

Bunga bangkai
 
( Katherine Philip)  Bunga_bangkai
Alam : Plant
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Order : Alismatales
Keluarga : Araceae
Genus : Amorphophallus
Spesies : A. titanium
Nama binomial : Armophallus titanium
Bunga bangkai sekarang telah tersebar di berbagai tempat di penjuru dunia, terutama dimiliki oleh kebun botani atau penanam khusus. Di Amerika, bunga yang muncul seringkali diberi julukan atau nama tertentu dan selalu menarik perhatian banyak pengunjung. Uniknya banyak pengunjung datang untuk “menikmati bau”nya. Bunga bangkai biasanya terdapat di Sumatra, Indonesia.
Bunga bangkai terkenal sebagai tumbuhan dengan bunga majemuk yang terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas dapat menghasilkan bunga setinggi 5m. Ada 170 spesies bunga bangkai. Di Indonesia terdapat 25 jenis, diantaranya yaitu Amorphophallus titanium ( gambar 1 ) dan satu jenis lagi Rafflesia arnoldi ( gambar 2 ). Spesies Amarphophallus Tittanium merupakan jenis tumbuhan monokotil (berbiji tunggal), sehingga spesies bunga bangkai jenis ini berbeda dengan bunga bangkai spesies Rafflessia Arnoldi. 
 
Bunga_bangkai
Gambar 1

Bunga bangkai di kebun raya cibodas
Difoto pada hari Minggu, 13 Mei 2007.

Bunga_bangkai
Gambar 2


Salah satu daya tarik utama Kebun Raya Bogor adalah bunga bangkai (Amorphophalus titanum) karena saat-saat mendekati mekar akan mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Bunga ini dapat mencapai tinggi 2m dan merupakan bunga majemuk terbesar di dunia tumbuhan.
 
Pada tanggal 19 Desember 1992, ditanamlah bunga bangkai jenis bunga bangkai Amorphophalus titanum Becc (Araceae atau suku talas-talasan) di kebun raya bogor . Bunga ini berasal dari Muara Aimat – Jambi, dengan berat umbi 30 kg. Pada tanggal 5 februari 1994, muncul tunas bunga, kemudian pada tanggal 9 Maret 1994 tingginya telah mencapai 1 meter. Lima hari kemudian tinggi tanaman ini bertamah menjadi 1,5 meter. Karena tanaman ini termasuk langka, maka tanaman ini termasuk salah satu tanaman yang dilindungi dan dikembangbiakkan. Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau busuk, yang bertujuan sebenarnya untuk menarik kumbang dan lalat bagi pendembungaan bunganya.
 
Di alam tumbuhan ini hidup di daerah hutan hujan basah. Bunga bangkai adalah bunga rasmi bagi Provinsi Bengkulu. Tumbuhan ini memiliki dua fasa dalam kehidupannya yang muncul secara bergilir, fasa vegetatif dan fasa generatif. Pada fasa vegetatif muncul daun dan batang semuanya. Tingginya dapat mencecah 6m. Setelah beberapa tahun, organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila makanan di umbi mencukupi dan kitarannya cukup, bunga majemuknya akan muncul. Apabila jumlah makanan kurang daunnya tumbuh kembali. Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh selundang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina matang terlebih dahulu, lalu diikuti matangnya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah pendebungaan diri.
 
Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003. Pada 20 Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, juga di Jerman. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas, Indonesia mendakwa bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m, lebar mahkota 1,54 meter pada tanggal 11 Mei 2007. Bunga Bangkai itu diketahui mekar total pada Kamis dinihari, sekitar pukul 01:30 WIB. Bunga akan mekar untuk sekitar seminggu, kemudian layu. Apabila buah terbentuk, akan terbentuk buah-buahan berwarna merah dengan biji di pada bagian bekas pangkal bunga. Biji benih ini dapat ditanam.
Setelah bunga masak, seluruh bahagian generatif layu. Pada saat itu umbi mengempis dan dorman. Apabila mendapat cukup air, akan tumbuh tunas daun dan dimulailah fasa vegetatif kembali. Sebelumnya, pada tahun 2000 di Kebun Raya Bogor (KRB) bunga yang sama juga diketahui mekar total dengan ketinggian 2,90 meter. Memang pernah dilaporkan ada bunga yang mekar mencapai ketinggian 3,30 meter, namun karena tidak diketahui lokasinya dan tidak tercatat, maka laporan itu masih diragukan.
Sumber : Wikipedia,Antara,Kompas cybermedia

Makam Peninggalan Belanda



Di dalam Kebun Raya Bogor terdapat sebuah tempat yang sebenarnya sangat menarik untuk dilihat. Memang bentuk tempat tersebut yang berupa sebuah Pemakaman Belanda Kuno tidaklah seberapa menarik dibandingkan Rumah Anggrek yang ada disisi lainnya.
Seringkali pengunjung yang datang terlewat memasukkan tempat ini dalam daftar bagian Kebun Botani yang ingin dilihat. Apalagi keberadaannya sendiri tertutup oleh tebalnya rumpun pohon bambu yang menaungi tempat tersebut. Semua menambah jarangnya pengunjung ke tempat ini.
Padahal sebenarnya di tempat ini terdapat cuplikan dari sebagian kecil sejarah tentang Bogor dan Kebun Raya.

Letak Pemakaman Belanda Kuno di Kebun Raya Bogor


Letaknya tidak jauh dari pintu masuk ke Kebun Raya dari sisi Kantor Pos Bogor. Bisa juga disebut lokasi pemakaman ini , kalau tidak dipisahkan pagar, hanya berjarak sekitar 300-400 meter saja dari Istana Bogor.
Dari jalan yang membelah Kebun Raya ini , pemakaman Belanda kuno ini tidak terlihat. Tebalnya pepohonan dan juga rumpun bambu akan menjadi penghalang untuk menemukan tempat ini.

Seperti apa Pemakaman Belanda Kuno tersebut ?


Terdapat 42 buah makam di dalam kompleks berukuran sekitar 20 M X 30 M ini. Tiga puluh delapan diantaranya memiliki identitas dan 4 sisanya tidak memiliki tanda apa-apa.
pemakaman belanda kuno
Pemakaman Belanda Kuno di Kebun Raya Bogor
Nah, salah satu dari makam tersebut usianya bahkan lebih tua dibandingkan Kebun Raya Bogor sendiri. Bila menurut catatan sejarah Caspar Georg Carl Reinwardt  mendirikan Kebun Raya ini di tahun 1817, sedangkan usia makam tersebut sekitar 230 tahun alias sudah ada tahun 1784. Makam tersebut adalah milik Cornelis Potmans, seorang administrator toko obat berkebangsaan Belanda.
Makam termuda adalah milik Dr. A.J.G.H Kostermans, seorang ahli Botani berkebangsaan Belanda pada awalnya. Hanya kecintaannya terhadap Indonesia dan Kebun Raya Bogor membuatnya mengubah kewarganegaraannya menjadi Indonesia. Beliau meninggal tahun 1994 dan sesuai wasiatnya ia dimakamkan di dalam lingkungan Kebun Raya yang dicintainya.
Selain yang tertua dan termuda, ada sebuah makam yang menyimpan cerita unik. Makam tersebut adalah milik 2 orang. Ya , dua orang. Namanya Heinrich Kuhl and J.C. Van Hasselt, dua orang ahli Biologi muda yang dikirim ke Bogor untuk mempelajari keanekaragaman spesies flora dan fauna.
pemakaman belanda kuno
Pemakaman Belanda Kuno di Kebun Raya Bogor
Keunikannya dari makam kedua orang ini adalah makamnya hanya satu. Jasad kedua orang tersebut dimakamkan dalam satu liang lahat. Walaupun keduanya tidak wafat pada tahun yang sama, Kuhl wafat tahun 1821 sedang Hasselt dua tahun kemudian, ikatan persahabatan mereka terbawa sampai akhir hayat.
Masih terdapat banyak makam lain di kompleks ini seperti kuburan DJ. de  Eerens, seorang Gubernur Jenderal Belanda yang hidup tahun 1781-1840. Ada juga nama Ari Prins, politikus Belanda.
Bisa dikata pemakaman Belanda kuno ini adalah tempat peristirahatan terakhir bagi banyak orang “penting” pada masanya.
Selain sejarah yang terkandung di dalam kompleks Pemakaman Belanda kuno ini, satu hal lain yang menarik diperhatikan adalah tentang keunikan bentuknya.
Banyak dari makam tersebut yang mengikuti arsitektur masa lalu di negara Tulip tersebut. Sebagian memiliki pahatan di dindingnya. Ada yang memiliki bentuk seperti obelisk.
——–
Bila kita berkunjung ke Pemakaman Belanda Kuno ini hanya selintas lalu, tidak akan ada kesan yang hadir di dalam hati kita. Saya pikir dengan sedikit “cara khusus” tentu kita bisa “menikmati” keberadaan mereka disini.
Kembangkan sedikit imajinasi anda. Bayangkan ketika anda sedang bepergian ke sebuah tempat nun jauh dari tempat asal anda. Ketika kendaraan yang membawa anda pergi, kira-kira perasaan apa yang timbul di hati anda.
Kemungkinan besar adalah sebuah perasaan sedih , sunyi dan agak kehilangan. Sebuah hal yang normal karena pada saat tersebut anda meninggalkan tempat dan orang-orang yang anda cintai di belakang anda.
pemakaman belanda kuno
Pemakaman Belanda Kuno di Kebun Raya Bogor
Tentu akan ada rasa ingin agar tugas tersebut segera terselesaikan supaya kita bisa kembali ke pangkuan orang-orang yang anda kenal dan sayangi.
Nah kemudian, bayangkan bahwa mereka yang jasadnya berada di kompleks pemakaman ini adalah orang-orang yang jauh dari negeri asalnya. Terpisahkan oleh lautan luas lebih dari 14,490 kilometer dan pada jaman dimana pesawat udara belum diciptakan.
Tentu bisa terbayangkan perasaan mereka ketika menginjakkan kaki di tanah yang tidak mereka kenal. Bogor belumlah seperti sekarang saat itu. Entah kapan atau mungkinkah kembali adalah pertanyaan yang mungkin mereka rasakan.
Rasanya setelah anda sedikit berimajinasi, akan terasa nuansa lain yang bisa membantu anda menikmati keberadaan Pemakaman Belanda Kuno ini. Kesunyian disini akan membantu anda untuk bisa memandang makam-makam tua ini dari sudut pandang yang lain.
Jangan takut untuk tersesat. Kalau anda ragu menemukan jalan keluar dari sini, susuri saja jalan setapak yang ada. Jalan itu akan membawa anda menuju Taman palem yang ada di sisi Barat atau ke arah pagar istana.
Kalau anda ingin lebih mengerti suasananya ada bagusnya anda berkunjung kesini saat malam. Saya pernah melakukannya lho…. (Entah apa sekarang masih diperkenankan berkunjung saat malam)
Jadi ketika anda berkunjung ke Kebun Raya Bogor jangan lupa untuk meluangkan waktu melihat Pemakaman Belanda Kuno ini.

Museum Zoologi Bogor

Museum Zoologi

Dimulai dari Museum Zoologi yang berada di dalam kawasan Kebun Raya Bogor. Lokasinya tidak jauh dari pintu utama Kebun Raya Bogor ke arah kanan.

Jangan Lupa, Bogor Punya Aneka Museum Keren

Tahukah Kamu, Museum Zoologi memiliki koleksi berupa replika serta tulang sungguhan dari puluhan ribu jenis fauna. Tercatat sekitar 650 jenis binatang mamalia, 1.100 jenis burung yang berasal berbagai wilayah di Indonesia, 600 jenis reptil dan ikan, 10.000 jenis serangga, 700 jenis invertebrata dan moluska sejumlah 2.300 jenis ada di sini. Lengkap bukan?

Tiap fauna dikelompokan dalam ruangan yang masing-masing ruangan memiliki tema tertentu. Misalnya, ada ruangan mamalia, ikan sampai avertebrata. Tiap fauna pun diletakan dalam satu kotak kaca besar.

Anda akan melihat dan mengetahui bagaimana rupa bekantan, macan dahan, burung kasuari sampai harimau Sumatera dari dekat. Ada juga rangka dari beberapa fauna yang disusun rapi dan dipajang di bagian depan museumnya.

Tiket masuk ke Museum Zoologi pun murah, sekitar Rp 10 ribu yang mana sudah termasuk tiket masuk ke Kebun Raya Bogor. Selamat datang di Museum Zoologi yang seolah membuat kamu lagi di hutan rimba!


Deskripsi Kebun Raya Bogor

A. Selayang Pandang

Menyebut Kebun Raya Bogor, ingatan kita serta merta akan tertuju pada kebun raya pertama di Asia Tenggara yang juga menjadi lokasi Istana Bogor. Sejarah Kebun Raya dan Istana Bogor memang saling terkait erat. Pembangunan Istana Bogor bermula ketika Gubernur Jendral van Imhoff menginginkan tempat rehat yang nyaman di sebuah lokasi yang berhawa sejuk. Maka pada tahun 1745 ia menemukan areal perbukitan yang dia sebut Buitenzorg (artinya bebas masalah/kesulitan). Di tempat inilah kemudian dibangun sebuah pesanggrahan yang selanjutnya dikembangkan menjadi lebih luas dan megah oleh Gubernur Jendral Willem Daendels (1808-1811), Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles (1811-1816), dan Gubernur Jenderal Baron van der Capellen (1817-1826). Pada masa Daendels didatangkan enam pasang rusa tutul dari perbatasan India dan Nepal untuk memperindah lingkungan Istana Bogor. Sementara pada masa Raffles dirintis sebuah taman yang menjadi cikal bakal kebun raya di lingkungan Istana Bogor.
Sebelum dikembangkan lebih jauh oleh para penguasa kolonial, sebenarnya cikal bakal Kebun Raya Bogor telah ada sejak abad ke-15, ketika Sri Baduga Maharaja, Prabu Siliwangi yang memerintah antara 1474-1513, membuat hutan atau taman buatan yang disebut samida. Dalam prasasti Batutulis disebutkan, hutan buatan ini ditujukan untuk menjaga kelestarian benih-benih kayu langka yang diperlukan oleh kerajaan. Ketika Kerajaan Siliwangi (Sunda) takluk terhadap Banten, hutan inipun tidak terurus.
Pada masa pemerintahan Raffles, lingkungan Istana Bogor disulap menjadi taman bergaya Inggris klasik dengan bantuan seorang ahli botani dari Inggris, W. Kent. Gubernur jenderal yang dikenal memiliki minat besar terhadap ilmu pengetahuan ini menjadikan lingkungan istana sebagai sarana untuk meneliti berbagai tanaman yang hidup di kawasan Hindia Belanda. Hingga sekarang, wisatawan masih bisa menyaksikan salah satu peninggalan Raffles di Kebun Raya Bogor, yakni Monumen Olivia Raffles, sebuah monumen yang didirikan untuk mengenang mendiang istri Raffles yang meninggal pada 1814.

Monumen Lady Olivia Raffles
Sumber Foto: Roslan Tangah (aka Rasso)
Setelah Raffles, giliran van der Capellen yang mengembangkan lingkungan Istana Bogor secara lebih serius. Pada tanggal 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s‘Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendirian kebun raya ditandai dengan menancapkan ayunan cangkul pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan kebun tersebut. Pembangunan kebun raya dipimpin langsung oleh Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt, seorang ahli botani dan kimia yang menjadi Menteri Bidang Pertanian, Seni, dan Ilmu Pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Reinwardt memimpin Kebun Raya Bogor antara tahun 1817 sampai 1822. Pada masa kepemimpinannya itu, ia mengelola areal sekitar 47 hektare serta mengumpulkan tanaman dan benih dari berbagai tempat di Nusantara. Kebun Raya Bogor kemudian menjadi pusat pengembangan pertanian dan holtikultura di Hindia Belanda, dengan sekitar 900 jenis tanaman dikembangkan di kebun raya ini.
Setelah Reinwardt, Kebun Raya Bogor dipimpin oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang mulai melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di Kebun Raya Bogor. Usaha pencatatan ini berhasil membukukan sekitar 912 jenis (spesies) tanaman. Namun, pada perkembangannya Kebun Raya Bogor sempat mengalami kekurangan dana. Persoalan minimnya dana ini mulai teratasi setelah Johannes Elias Teijsmann, seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch, mengambil alih kepemimpinan Kebun Raya Bogor pada tahun 1831. Pada masanya, Teijsmann mengelompokkan tanaman berdasarkan suku (familia).

Monumen Karl Reinwardt, pemrakarsa dan
direktur pertama Kebun Raya Bogor
Sumber Foto: http://www.jakarta.diplo.de
Setelah Teijsmann, berturut-turut Kebun Raya Bogor dipimpin oleh Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949). Nama terakhir ini merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai pimpinan kebun raya yang saat itu telah diakui keberadaannya secara internasional. Pada masa kepemimpinan tokoh-tokoh ini, Kebun Raya Bogor berhasil mengumpulkan berbagai tanaman yang berguna dan bernilai secara ekonomis, seperti vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung, serta kayu besi.
Pengelola Kebun Raya Bogor juga mengembangkan kelembagaan internal demi mengkhususkan pada pengembangan objek kajian tertentu. Lembaga-lembaga tersebut antara lain jawatan Herbarium, Museum, Laboratorium Botani, Kebun Percobaan, Laboratorium Kimia, Laboratorium Farmasi, Cabang Kebun Raya di Sibolangit (Deli Serdang), Cabang Kebun Raya di Purwodadi (Kabupaten Pasuruan), Perpustakaan dan Tata Usaha, serta Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi yang merupakan cikal bakal Insitut Pertanian Bogor (IPB).
Kerusakan akibat bencana badai pernah dialami Kebun Raya Bogor pada 1 Juni 2006. Badai kencang menerjang areal kebun raya hingga menumbangkan sekitar 124 pohon besar yang sebagian di antaranya berusia di atas 100 tahun. Pohon-pohon tua tersebut tumbang dan merusak berbagai tanaman lain serta sarana dan fasilitas di kebun raya. Akibat kerusakan yang menimbulkan kerugian miliaran rupiah tersebut, Kebun Raya Bogor sempat ditutup untuk sementara waktu.

B. Keistimewaan

Kebun Raya Bogor merupakan habitat seluas 87 hektare bagi sekitar 3.504 spesies tumbuhan, yang terbagi ke dalam 1.273 genera dan 199 famili. Tidak mengherankan jika kebun raya ini tercatat sebagai kebun botani terbaik keenam di dunia dan terbaik pertama di Asia Tenggara. Koleksi yang kaya dengan areal yang begitu luas tentu saja menjadi daya tarik bagi wisatawan dari dalam maupun luar negeri.
Obyek wisata ini cocok bagi Anda yang ingin berlibur bersama keluarga. Arealnya yang luas bisa untuk bermain dan bersantai sembari menghirup udara segar, sedangkan berbagai koleksi tumbuhan dan hewan awetan yang dimiliki oleh kebun raya ini merupakan sarana pendidikan yang menarik dan cocok bagi semua kalangan.
Memasuki gerbang utama Kebun Raya Bogor, Anda akan disambut oleh dua patung Ganesha yang melambangkan kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan dalam kepercayaan Hindu. Nah, dari pintu gerbang ini wisatawan dapat memilih beberapa rute untuk ditelusuri. Mengingat arealnya yang luas, sebaiknya Anda memilih untuk melewati beberapa rute saja, sehingga dapat lebih fokus menikmati kawasan yang Anda lalui. Terdapat empat rute jalan kaki sebagaimana ditulis di dalam buku Panduan Kebun Raya Bogor yang terbit tahun 1997.
Rute Pertama dimulai dari gerbang utama. Rute ini dapat dilalui kereta anak dan kursi roda, sehingga bagi Anda yang membawa anak atau pengunjung yang menggunakan kursi roda dapat memilih rute ini. Dari pintu utama wisatawan akan memasuki jalan setapak sepanjang 450 meter dengan nama jalan kenari I. Nama ini diambil dari pohon-pohon kenari (Canarium commune) yang menghiasi bagian kanan-kiri jalan. Di perempatan pertama, wisatawan belok ke arah kiri, memasuki sebuah jalan setapak yang dilengkapi pergola (para-para peneduh dengan tanaman merambat). Di musim hujan, pergola  tersebut akan semakin indah dengan bunga-bunga berwarna hijau yang mulai mekar.
Berjalan lurus dari jalur ini, wisatawan akan berjumpa dengan Laboratorium Treub yang khusus digunakan untuk penelitian fisiologi dan biokimia tumbuhan. Nama laboratorium ini diambil dari nama pendirinya, yakni Prof. Dr. Melchior Treub. Di sebelahnya berdiri bekas rumah direktur kebun raya pada jaman kolonial, yang dibangun pada 1884, bersamaan dengan pendirian Laboratorium Treub. Bekas rumah direktur kebun raya tersebut saat ini telah difungsikan sebagai rumah inap yang dapat disewa oleh masyarakat umum.
Di seberang rumah inap terdapat rimbunan tumbuhan yang salah satunya adalah maskot Kebun Raya Bogor, yaitu Amorphophallus titanum alias bunga bangkai. Bunga yang berasal dari Sumatra ini termasuk ke dalam suku talas-talasan (Araceae). Dalam bidang botani, bunga raksasa ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1878 oleh seorang ahli botani asal Italia bernama Beccari. Namun, baru 37 tahun kemudian, yakni tahun 1915, Kebun Raya Bogor mulai mengoleksi tanaman ini. Bunga bangkai memang istimewa. Bunga dengan tinggi hingga 2 meter ini hanya muncul dengan siklus antara 2-5 tahun. Selain identik dengan bau bangkainya yang menyengat, bunga ini memiliki warna-warni yang mempesona: paduan antara ungu lembayung, kuning, merah, dan hijau kekuning-kuningan.

Bunga bangkai saat mekar
Sumber Foto: http://www.jakarta.diplo.de
Berjalan terus dari kompleks bunga bangkai, kemudian berbelok ke arah kanan, wisatawan akan sampai di ujung Jalan Kenari I. Dari tempat ini, para pelancong dapat menikmati pemandangan halaman belakang Istana Bogor, yang makin cantik dengan keberadaan kawanan rusa bertutul putih (Axis-axis) yang berkeliaran di padang rumput. Rusa-rusa ini merupakan hasil pengembangbiakan rusa-rusa yang dibawa Gubernur Jenderal Daendels dari perbatasan India dan Nepal.

Rusa dengan latar belakang salah satu sisi Istana Bogor
Sumber Foto: http://rfkamil.multiply.com
Rute Kedua juga dimulai dari perempatan pertama Jalan Kenari I. Namun bedanya, jika rute pertama berbelok ke arah kiri, maka rute kedua berbelok ke arah kanan. Berjalan sekitar 20 meter dari perempatan tersebut, pengunjung akan sampai pada lokasi pohon kempas atau kayu raja (Koompassia excelsa). Pohon yang berasal dari Kalimantan ini adalah pohon raksasa dengan tinggi mencapai 50 meter dan diamater 1,5 meter. Usia pohon ini mencapai 85 tahun, dan dikenal sebagai pohon yang kuat, keras, dan berat. 
Usai menikmati pemandangan pohon raksasa yang tinggi menjulang, pengunjung dapat beralih ke Blok II A dan Blok II C yang menyajikan tanaman-tanaman penghasil serat rami yang biasa digunakan untuk tali, tikar, dan jaring ikan. Belok kanan dari blok ini, pelancong akan disuguhi koleksi pandan yang tatanannya cukup indah. Setelah itu, pelancong akan melewati jembatan yang melintas di atas Sungai Ciliwung yang mengarah ke Kolam Victoria, di mana terdapat bunga teratai raksasa (Victoria amazonica) yang berasal dari hutan Amazon, Brazil. Teratai raksasa ini bergaris tengah antara 1-1,5 meter, sementara bunganya yang berwarna putih muncul seminggu sekali. Bunga tersebut cukup unik karena dalam tempo 2-3 hari berganti warna menjadi merah jambu.
Keunikan lainnya jika wisatawan melintasi rute dua adalah keberadaan pohon tertua di Kebun Raya Bogor, yakni pohon leci (Litchi chinensis). Pohon ini terletak di pinggir Kolam Gunting dan ditanam sekitar tahun 1823, atau sekitar 186 tahun yang lalu. Pohon yang dibawa dari Cina ini tumbuh dalam kondisi baik hingga saat ini. Namun, karena usianya yang terbilang tua, pohon leci tersebut tidak lagi berbuah.
Rute Ketiga mengikuti jalur rute kedua hingga areal Blok I. Dari Blok I, rute ketiga mengambil jalur lurus menuju Taman Meksiko. Di taman ini terdapat berbagai macam tanaman dari daerah kering di Amerika Latin. Dari Taman Meksiko wisatawan akan melewati jembatan gantung pertama menuju sebuah kawasan yang mirip dengan hutan. Di hutan ini ada tumbuhan paku-pakuan, tanaman rempah-rempah, hingga kayu ulin atau kayu besi (Eusideroxylon zwageri). Kayu ulin terkenal kuat dan mampu bertahan hingga 80 tahun. Tak heran jika kayu ini sering digunakan sebagai bahan untuk bantalan rel kereta api.

Taman Meksiko
Sumber: http://www.bogorbotanicgardens.org
Selepas hutan, pengunjung akan melewati Kolam Victoria, kemudian menyeberangi Sungai Ciliwung melalui jembatan gantung kedua. Setelah melintasi Sungai Ciliwung, pelancong akan diperlihatkan koleksi sekitar 288 spesies palem yang dimiliki oleh kebun raya ini. Jumlah koleksi tersebut merupakan jumlah koleksi palem terbesar di dunia. Beberapa di antaranya adalah pohon aren dan lontar yang merupakan pohon penghasil gula. Selain itu, ada juga pohon kelapa dan kelapa sawit. Yang menarik, kelapa sawit yang ditanam di perkebunan-perkebunan di Asia Tenggara merupakan turunan dari koleksi pertama pohon sawit yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Namun sayangnya, pohon sawit pertama tersebut telah mati pada 15 Oktober 1989.

Jembatan yang melintasi Kali Ciliwung di
Kebun Raya Bogor
Sumber Foto: http://www.thingsasian.com
Hal lain yang dapat dilihat di rute ketiga ini adalah pohon kalong atau pohon damar (Agathis dammara). Dinamakan pohon kalong karena pohon tersebut merupakan tempat berlindung kalong buah (Pteropus vampyrus) yang biasanya mencari makan pada malam hari. Hewan ini termasuk kelelawar besar dengan moncong mirip anjing dan rentang sayap mencapai 1,5 meter. Kalong buah biasanya mencari tempat berlindung di pohon-pohon yang tinggi, salah satunya pohon-pohon damar tersebut.
Rute Keempat adalah rute penjelajahan yang dimulai dari Cafe Botanicus, mengikuti jalan beraspal menuju ujung Jalan Astrid. Dari Jalan Astrid, wisatawan mengikuti jalan beraspal yang berada di sisi taman rumput. Di sekitar taman rumput terdapat anggrek macan yang menempel di sebatang pohon. Anggrek macan cukup istimewa karena memiliki panjang tangkai bunga antara 1-2 meter. Setiap tangkai biasanya memiliki lebih dari 100 bunga, sehingga dapat memantik kagum siapapun yang melihatnya. Bunga anggrek ini hanya berbunga setiap dua tahun sekali.
Usai menikmati bunga anggrek macan, wisatawan akan melintasi jembatan gantung. Namun, sebelum itu, Anda dapat menikmati pemandangan Jalan Kenari II yang di kanan-kirinya ditumbuhi pohon kenari. Uniknya, pohon-pohon kenari tersebut dililit oleh liana yang merupakan tanaman merambat dengan batang kayu rambat yang kuat. Liana ini juga dikenal dengan sebutan “pohon Tarzan”, karena dalam film Tarzan tanaman merambat ini digambarkan sebagai sarana Tarzan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya.
Melewati jembatan gantung, pelancong akan sampai di makam Mbah Jepra yang dilingkupi dua pohon raksasa. Pohon pertama berjenis beringin (Ficus albipila) tetapi berkulit licin coklat-hijau. Beringin unik ini diduga merupakan spesimen satu-satunya di Indonesia. Sementara satu lagi adalah pohon meranti bunga (Shorea leprosula). Dua pohon raksasa ini ditanam sekitar tahun 1870. Usai menikmati lingkungan makam Mbah Jepra, pengunjung kemudian mengikuti jalan setapak menuju sisi lain dari halaman Istana Bogor. Di tempat ini, wisatawan dapat menonton rusa-rusa bertutul putih yang sedang merumput di halaman istana.

Salah satu rute penjelajahan di Kebun Raya Bogor
Sumber Foto: http://www.potlot-adventure.com.
Selain memiliki koleksi ribuan tanaman dari dalam dan luar negeri, Kebun Raya Bogor juga merupakan habitat bagi beraneka jenis burung. Terdapat sekitar 50 jenis burung hidup dan berkembangbiak secara alami di tempat ini. Beberapa di antaranya adalah kepodang, walik kembang, kutilang, kowak, dan kuntul.
Tak hanya burung-burung yang hidup secara alami, Kebun Raya Bogor mengembangkan pula koleksi berupa replika binatang dan koleksi awetan binatang yang dipamerkan di Museum Zoologi. Museum ini misalnya memamerkan replika kerangka tulang ikan paus raksasa yang terdampar di perairan Indonesia. Di samping replika tiruan, Museum Zoologi juga memamerkan berbagai jenis binatang awetan, seperti serangga, reptil, unggas, cacing, hingga mamalia.

C. Lokasi

Kebun Raya Bogor terletak di jantung Kota Bogor, yaitu di Jalan Ir. H. Juanda No. 13, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Pengelolaan kebun raya ini berada di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Untuk memperoleh informasi lebih lanjut, wisatawan dapat menghubungi Bagian Jasa dan Informasi Kebun Raya Bogor di nomor telepon/fax 0251-8311362.

D. Akses

Wisatawan yang berminat mengunjungi Kebun Raya Bogor dapat menempuh perjalanan dari Jakarta. Dari ibu kota negara ini, Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan kendaraan umum (bus maupun kereta api). Sarana transportasi umum Jakarta-Bogor umumnya cukup ramai, sehingga wisatawan tak perlu khawatir kesulitan memilih kendaraan yang diinginkan. Sesampainya di terminal atau stasiun di Kota Bogor, wisatawan dapat menggunakan jasa angkutan kota atau taksi untuk menuju Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB.

E. Harga Tiket

Tiket masuk Kebun Raya Bogor adalah Rp10.000,00 per orang. Harga tiket ini sudah termasuk bea masuk Museum Zoologi, sehingga bagi Anda yang telah membeli tiket Kebun Raya Bogor digratiskan untuk menikmati koleksi Museum Zoologi. Namun, jika wisatawan sekedar ingin mengunjungi Museum Zoologi (tidak mengunjungi kebun raya secara keseluruhan), pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk museum sebesar Rp1.500,00 per orang. Selain tiket masuk, pelancong yang membawa kendaraan pribadi akan dikenakan biaya tambahan parkir sebesar Rp5.000 untuk setiap kendaraan.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Kebun Raya Bogor telah dilengkapi fasilitas pendukung berupa rumah inap dan restoran. Rumah inap yang merupakan bekas rumah direktur kebun raya pada jaman kolonial tersebut dapat disewa oleh masyarakat umum dengan tarif Rp40.000,00 per kamar per malam. Tarif ini sudah termasuk  fasilitas sarapan pagi. Selain rumah inap, ada juga sebuah kafe dengan suasana alami, yaitu Cafe Botanicus. Kafe yang dikelilingi halaman berumput hijau dan kolam besar ini menyediakan berbagai menu untuk dinikmati di tengah suasana sejuk Kebun Raya Bogor.
Luasnya areal kebun raya membuat perjalanan kita akan terasa melelahkan. Namun jangan khawatir karena kebun raya ini memiliki tempat-tempat untuk beristirahat dan bersantai. Wisatawan dapat memilih kursi atau sekedar beralaskan rumput untuk duduk bersantai melepas lelah, sembari menikmati minuman atau makanan yang dibawa dari rumah. Bisa juga memilih beristirahat di tepian kolam yang dihiasi bunga teratai atau air mancur yang indah. Bagi wisatawan yang membawa anak-anak, areal hamparan rumput merupakan tempat yang cocok untuk bermain, sementara para orang tua cukup duduk-duduk sambil mengawasi mereka.
Supaya perjalanan menelusuri kebun raya menyenangkan, sebaiknya wisatawan menggunakan alas kaki yang nyaman, karena penjelajahan umumnya dilakukan dengan berjalan kaki. Akan lebih baik lagi jika tamasya Anda ke kebun raya bisa didampingi oleh pemandu yang akan memberikan keterangan yang memadai mengenai sejarah dan koleksi Kebun Raya Bogor. Para pemandu di kebun raya ini terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu pemandu berbahasa Indonesia, Jepang, dan Belanda.

Wisata Kebun atau Botani Raya Bogor

Merupakan sebuah kebun botani yang besar dan terletak di Kota bogor, Jawa Barat. Luas dari Kebun Raya ini mencapai 87 hektar dan mempunyai sekitar 15.000 macam jenis koleksi pohon dan tumbuhan.

Saat ini Kebun Raya Bogor sudah ramai dan banyak dikunjungi sebagai sebuah tempat wisata, terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar kawasan Kebun Raya Bogor tersebar beberapa pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan PUSTAKA.


 
Kebun Raya Bogor pada awalnya adalah bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang setidaknya sudah ada sejak pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) yang berasal dari Kerajaan Sunda, sebagaimana yang sudah tertulis di dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu dibuat dengan tujuan untuk keperluan menjaga kelestarian alam dan lingkungan sebagai sebuah tempat untuk memelihara benih benih kayu yang langka.

Di samping samida itu juga di buat sebuah samida serupa yang lokasinya di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan begitu saja setelah Kerajaan Sunda takluk dengan Kesultanan Banten, sampai Gubernur Jenderal van der Capellen membangun sebuah rumah peristirahatan pada salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.

Koleksi pohon dan tumbuhan yang ada di Kebun Raya Bogor Atau Botani Raya Bogor :

  1. Bunga bangkai (Amorphophalus titanum) merupakan salah satu daya tarik utama dari Kebun Raya Bogor karena ketika mendekati waktu mekarnya akan mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Bunga ini mempu mencapai ketinggian hingga 2m dan juga merupakan bunga majemuk yang terbesar di dunia tumbuhan.
  2. Pohon kelapa sawit yang tertua di Asia Tenggara dan masih hidup sampai sekarang.